Selasa, 12 Januari 2010

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif NU 01 Banjaranyar, Pekuncen Kabupaten Banyumas.
a. Sejarah Singkat Madrasah
Madrasah ibtidaiyah Ma’arif NU 01 Banjaranyar, Pekuncen, Banyumas merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dikelola oleh lembaga Ma’arif dalam naungan Departemen Agama RI yang berdiri pada tahun 1976. Madrasah ini terletak diantara lembaga pendidikan Ma’arif yaitu MTs Ma’arif dan SMK Ma’arif. Letak madrasah ini di Jl. Banjaranyar Pasiraman No. 25, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas.

b. Struktur Organisasi Madrasah
Adapun struktur organisasi madrasah sebagai berikut:
Kepala madrasah : Jamaludin, S.Pd.I
Wakil Kepala : Sustam , A.Ma
Sekretaris : Afifah Agustiah, S.Pd.I
Bendahara : Hastin Andriyatun, S.Pd.I
Seksi Kesiswaan : Sustam, A.Ma
Seksi Kurikulum : Setiawati, A.Ma
Seksi Pramuka : Yulianto
Ifah Khoryatun, A.Ma
Seksi Keagamaan : Sri Mustadiyati


Adapun guru di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU 01 Banjaranyar, Pekuncen, Banyumas berjumlah 10 guru, dengan latar belakang pendidikan D2 jumlahnya 7 orang, sedangkan guru yang latarbelakang pendidikannya S.1 jumlahnya 3 orang.

c. Sarana Prasarana
Adapun sarana prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU 01 Banjaranyar, Pekuncen, Banyumas, cukup baik dan menunjang, diantara sarana prasarana yang ada antara lain:
1. Kondisi gedung sangat memadai dengan 2 tingkat, yang terdiri dari ruang kantor, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang kelas dan raung WC.
2. Sudah tersedianya komputer untuk proses belajar mengajar dalam kelas.
3. Tersedianya Mushola untuk kegiatan beribadah para siswa dan guru.
4. Tersedianya perangkat atau media pembelajaran, seperti CD, tape recorder, komputer, dan lain sebagainya.

d. Keadaan Peserta Didik/Siswa
Dari data yang penulis peroleh ada 209 siswa yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU 01 Banjaranyar, Pekuncen, Banyumas. Dengan mayoritas latar belakang keluarga yang islami. Dari tahun ketahun madrasah ini semakin banyak siswanya, karena madrasah ini merupakan salah satu madrasah yang sarana prasaranya lengkap dibandingkan dengan madrasah yang ada di Pekuncen, Banyumas.
Adapun kegiatan siswa di madrasah tidak hanya belajar dalam kelas, akan tetapi jug ada kegiatan penunjang bagi para siswa, diantaranya adalah kegiatan pramuka, rebana (musik hadrah), MTQ, kegiatan les (pelajaran tambahan).
Kegiatan pramuka dibagi 2 tingkatan, yaitu pramuka siaga untuk usia 7 – 10 tahun, pramuka penggalang untuk usia 10 tahun keatas. Kegiatan pramuka ini diadakan setiap hari Jum’at di madrasah. Kegiatan MTQ dilaksanakan setiap hari Rabu, yang diikuti oleh siswa kelas 4, 5 dan 6. untuk kegiatan rebana (musik hadrah) dilaksanakan setiap hari Sabtu. Sedangkan kegiatan les diwajibkan untuk kelas VI, yang dilaksanakan setiap hari setelah jam pelajaran sekolah.

B. Deskripsi Data
Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab III, bahwa penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk menggambarkan kondisi daya serap siswa terhadap mete pelajaran Aqidah Akhlak. Adapun sampel yang dijadikan dalam penelitian ini adalah siswa kelas lima (5) Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU 01 Banjaranyar Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas. Dengan jumlah responden sebanyak 39 siswa, yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
Sementara untuk mendapatkan data, penulis menggunakan isntrumen penelitian berupa tes hasil belajar pelajaran Aqidah Akhlak semester genap tahun pelajaran 2008-2009. Adapun tesnya berupa tes tertulis yang terdiri dari soal pilihan ganda sejumlah 35 buutir soal, soal esay sejumlah 10 butir soal, dan soal jawaban sejumlah 5 butir soal.
Tes hasil belajar ini juga dapat dijadikan tolak ukur daya serap siswa terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak selama prosesa belajar mengajar dalam satu tahun. Adapun hasil tes belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak semester genap siswa kelas 5 Madrasah Intidaiyah Ma’arif NU 01 Banjaranyar sebagai berikut:



Tabel. 1
Data Hasil Tes Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

No. Nilai Tes Frekuensi
1. 34 1
2. 48 1
3. 54 3
4. 56 1
5. 58 1
6. 60 7
7. 61 3
8. 62 3
9. 64 5
10. 65 3
11. 66 1
12. 68 3
13. 70 4
14. 76 1
15. 78 1
16. 92 1



Dari data skor hasil belajar tersebut kemudian dilakukan perhitungan terhadap nilai rata-rata atau mean (X), median, modus, simpangan baku (s) atau varians. Setelah dilakukan perhitungan data di atas tersebut, dapat diketahui sebagai berikut:


1. Mean

2. Median adalah posisi nilai yang menunjukkan skor tengah atau 50%nya dari data skor paling tinggi atau skor paling rendah. Adapun median dari data penelitian ini adalah nilai 62, skor ini terletak diantara nilai 62 dan 64.
3. Modusnya adalah 62 dengan jumlah frekuensinya 7.
4. Range (rentang)nya adalah 58, karena nilai maksimalnya 92 dan nilai minimalnya 34.
5. Simpang baku (s) atau varians dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.
Nilai rata-rata (mean) dan simpang baku atau varians


f (Frekuensi)


34 1 - 29.02 842.16
48 1 - 15.02 225.60
54 3 - 9.02 81.36
56 1 - 7.02 49.28
58 1 - 5.02 25.20
60 7 - 3.02 9.12
61 3 - 2.02 4.08
62 3 - 1.02 1.04
64 5 0.98 0.96
65 3 1.98 3.92
66 1 2.98 8.88
68 3 4.98 24.80
70 4 6.98 48.72
76 1 12.98 168.48
78 1 14.98 224.40
92 1 28.98 839.84

2557.84




C. Analisis Data
Adapun data interval tingkat daya serap siswa kelas V terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU 01 Banjaranyar, Pekuncen, Banyumas dapat dilihat pada taber berikut:

Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Semester dan daya serap siswa

Kelas Interval Frekuensi (f) Frekuensi Relatif
(fr %)
81-100 1 2.56
61-80 24 61.53
41-60 13 33.33
21-40 1 2.56
0-20 0 0
100

Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa yang mempunyai nilai tertinggi dengan nilai 92 diantara kelas interval 81-100 jumlahnya satu siswa dengan kriteria daya serapnya sangat kuat, sedangkan untuk siswa yang nilainya diantara kelas interval 20-60 jumlahnya 14 siswa dengan kriteria daya serapnya cukup, sebagian sampel mempunyai daya serap yang relatif normal diantara kelas interval 61-100 sebanyak 25 siswa.













Gambar 2. Histogram Skor Hasil Tes Belajar dan Daya Serap
(sumber: Hasil pemahaman sendiri)

Dari tebel histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki skor daya serap di atas normal lebih banyak daripada yang dibawah rata-rata. Ini membuktikan bahwa daya serap siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU 01 Banjaranyar. Pekuncen, Banyumas relatif kuat atau baik.

D. Pembahasan
Dari analisis data penelitian dapat diperoleh hasil bahwa daya serap siswa kelas V terhadap Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif NU 01 Banjaranyar, Pekuncen, Banyumas ralif abik atau kuat. Daya serap merupakan salah satu penentu keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar, kaitannya dengan mata pelajaran Aqidah Akhlak maka dengan kuatnya daya serap sisiwa terhadap nilai-nilai ajaran Aqidah Akhlak maka akan terwujudnya generasi muda yang mempunyai nilai-nilai moral dan budi pekerti yang baik. Karena dengan daya serap yang baik, nilai-nilai Aqidah Akhlak akan selalau tertanan dalm jiwa peserta didik. Dengan demikian, semakin baik daya serap sisiwa terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak maka semakin tinggi kesadaran siswa untuk tidak melakukan tindakan negatif dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, keluarga, maupun masyarakat.
Walupun hasil penelitian ini menunjukkan tingkat daya serap siswa kelas V baik atau tinggi, namun secara statistik hasil tes akhir semester masih kurang seprti apa yang diharapkan, antar siswa yang hasilnya diatas rata-rata dengan yang di bawah rata-rata ratingnya sedikit.
Daya serap siswa juga dipengaruhi oleh bagaimana seorang pendidik dalam menyampaikan materi kepada siswa, jika dalam penyampaian materi seorang pendidik menggunakan metode yang tepat, maka secara tidak langsung akan dapat diterima atau diserap oleh semua siswa. Pendidik juga harus mengetahui latar belakang dan kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran, hal ini dimaksudkan agar dapat memilih metode ynag tepat dalam menyampaikan materi agar nantinya dapat diserap oleh semua siswa. Disamping itu juga, usaha bimbingan belajar kepada siswa hendaknya juga intens dilakukan. Karena dengan bimbingan belajar, siswa akan terus belajar dan mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar.

Tidak ada komentar: