Sabtu, 26 Desember 2009

Perjuangan seorang sahabat dengan Pondok Baca

Berawal dari angan-angan membuat Taman Baca Masyarakat atau yang kita kenal dengan TBM dan kami beri nama dengna Pondok Baca (TBM Pondok Baca). Awal mula kami melakukan lobi-lobi kebeberapa dinas terkait untuk meminta bantuan dan dukungannya akan mendirikan TBM. Semua menyikapi dengan positif dan pada akhirnya kami ditawari bantuan dari dinas pendidikan jateng. Langkah demi langkah untuk mempoeroleh persyaratan pun kami lakukan dengan mengorbankan waktu, tenaga dan amunisi. Teringat sahabat yang sekarang sudah tiada, beliau mengorbankan waktunya dan tenaganya hanya sekedar menemani dan mengantar saya pulang ke Banjarnegara, karena salah satun sayaratnya adlaah pembuatan Akta Notaris di daerah dan surat pengantar dari diknas kabupaten.
pembuatan akta dan NPWP berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan, namun yang menjadi hambatan adalah surat pengantar yang dari dinas, yang tidak dapat dikeluarkan oleh yang punya kuasa. Karena kami diberi waktu sedikit untuk melengkapi persyaratannya, maka terpaksa kami tidak dapat bantuan dari dinas pendidikan jateng, gara-gara tidak ada surat dari pengantar dari diknas kabupaten.
Namun kami tidak akan gentar untuk menciptakan angan-anagan tersebut, walupun sampai sekarang TBM Pondok Baca yang direncanakan sejak dulu pada thaun 2008 belum terealisasikan, kami akan terus berjuang untuk bisa berdiri kokoh demi masyarakat luas, demi bangsa, dan demi mengentaskan bukata aksara, informasi, wawasan dan kebodohan.....

1 komentar:

Cha cha mei mei mengatakan...

Bisa g' tampilkan catatan kakinya yg Bab II tentang daya serap?? Pleace...